Sebuah novel berjudul Kami (Bukan) Sarjana Kertas karya Jombang Santani
Khairen (@js_khairen) banyak menyita perhatian netizen dikarenakan judulnya yang
unik dan dibuat penasaran dengan apa itu kepanjangan dari Kampus UDEL bahkan sampai dibuatkan sebuah website khusus yang menyebutkan clue kepanjangan
Kampus UDEL. Tak tanggung-tanggung di satu menit pertama Pre Order telah terjual sebanyak 500 novel.
Aku sendiri sudah mengkhatamkan novel ini. Tertawa, menangis, positive
vibes, campur aduk dibuatnya. Aku juga sudah mendapat izin dari
empunya untuk menulis kumpulan quotes yang ada di novel Kami (Bukan)
Sarjana Kertas di blog ku. Berikut beberapa quotes yang ada di novel Kami (Bukan)
Sarjana Kertas:
Kawan,
rengkah hati dapat diobati. Namun jati diri tiada ganti, kau tahu itu!
Kita
tidak tahu apa yang disimpan masa depan untuk seseorang. Jangan pernah
meremehkan siapa pun. Selama langit masih di atas dan tanah masih bisa diinjak,
apa pun bisa terjadi.
Jadilah
anjing yang setia, anjing yang selalu menyalak untuk impian kalian! Untuk
impian teman-teman kalian! Membantu orang menghidupkan mimpinya, akan membantu
kita sendiri pula kelak. Seperti anjing, ada saat untuk menyalak, ada saat untuk
jinak. Ingat! Setia pada impian!
Jika
menjadi pendidik membuatmu tak mau mempelajari cara-cara baru, maka percuma
statusmu sebagai dosen dan guru. Buatlah kelasmu asyik, gunakan cara menarik,
itulah saran Mario wikwik.
Kemampuan
berempati malah terasa lebih penting daripada matematika. Berempati menghitung
hati, mengkalkulasikan jiwa.
Ada
yang kuliahnya hanya di rumah, bermodal internet, dosennya papan ketik,
laboratoriumnya adalah kehidupan. Nama kampusnya, Google University. Ia tetap
bertahan dan bisa sukses di dunia ini.
Kita
mungkin tidak ada yang bisa jadi manusia sempurna dan indah seperti kupu-kupu.
Tapi, kita semua diberikan kemampuan untuk bertahan. Jangan mau kalah sama
kecoak yang bisa bertahan dari gempuran meteor dan ledakan nuklir.
Jika
ngakunya sahabat, jangan seperti dongkrak dan ban. Baru diperlukan saat ban
sudah bocor. Baru dicari saat sudah perlunya saja. Kalang kabut mencari bengkel
sampai dorong-dorong. Kawan yang tidak perhitungan, akan selalu setia jadi
'bengkel' buat teman-temannya yang sedang sakit.
Semangat
pohon pisang.
Pohon
pisang, biar sudah ditebas sampai runtuh, tak lama kemudian anak-anaknya akan
tumbuh lagi tiada habisnya. Cobalah tebas terus, justru akan tumbuh lagi lebih
banyak. Tidak pernah menyerah. Kita sebagai makhluk yang diberi akal, hendaknya
belajar juga dari alam. Salah satunya dari semangat pohon pisang ini.
Candaan
Tuhan.
Entahlah,
sesekali kita menyerah dalam hidup, atau malah sering? Anehnya, di saat itu
pula, tak lama Sang Mahapati justru mengabulkannya. Padahal kita sudah
melepaskan harapan itu. Saat seperti ini, kadang tertawa sendiri kita
dibuatnya. Sang Maha Pasti bisa juga bercanda rupanya. Haulahhh makjang.
Mimpi
bukanlah mimpi. Jika tak dikejar itu mimpimu. Cinta bukanlah cinta, hadir untuk
kita, jagalah ia.
Satu
pintu tertutup, tidak berarti hidup harus berakhir. Satu pintu tertutup, cari
pintu lain.
Jadi
sarjana atau tidak, itu cuma di atas kertas! Banyak sarjana menganggur juga.
Banyak orang tak sekolah tinggi tapi sukses. Banyak sarjana, begitu bekerja
ternyata tidak bisa apa-apa. Masuk kantor gagah, pulang-pulang gagap. Dunia
profesional menuntut begitu tinggi, tak sampai nafas mereka berlari. Banyak
sarjana tak pandai ilmu hidup, hanya ilmu silabus saja. Sarjana kertas.
Seorang
anak yang selalu diberikan gulali, akan berbeda di masa depan dengan anak yang
sesekali diberikan cambuk.
Uang
hanya sampai pangkal lidah.
Karya
akan menciptakan sejarah.
Biarkan
mereka bising dalam ketidaktahuan hingga melahirkan sebuah
"kira-kira". Indah sekali saat mendengar rintihan hati kecil mereka,
wajah mereka yang terpana sambil berujar "kok dia bisa?"
Berhenti,
mundur, atau terus melaju? Jangan langgar hak impianmu. Tidak ada cerita untuk
terjebak di tengah apalagi untuk mundur ke belakang.
Memang
betul para pemenang tidak pernah berhenti. Namun sesekali rasanya perlu juga
beristirahat, untuk menertawakan hidup. Menang tapi kaku, mana seru.
Terkadang,
apa yang kita harapkan, apa yang kita perjuangkan, tidak sesuai dengan
kenyataan. Di situlah seninya hidup.
Tiap
orang punya kuota untuk gagal. Santailah, jangan tegang dan takut kalau
melakukan kesalahan. Orang-orang yang engkau kira keren, hebat, inspiratif,
semua pernah gagal lebih banyak daripada jumlah ketakutan yang ada dalam
pikiranmu.
Bisa
jadi keandalan yang kita miliki ternyata bertujuan untuk memperbaiki sesuatu,
menambah warna dalam hidup orang lain, yang hingga kini kita belum
menyadarinya. Jangan pernah anggap apa pun bakat yang kau miliki itu sia-sia.
Saat
kau jatuh, tak ada orang yang mengerti. Rengkah hati bisa diobati, tapi jati
diri tiada ganti. Kau tahu itu!
Masa
depan tidak pernah diwariskan oleh generasi terdahulu. Masa depan, kita buat
dan tentukan hari ini.
Sudahkah
engkau berhenti sejenak, untuk melihat telah seberapa jauh engkau berjalan?
Kakimu mungkin lelah, jiwamu mungkin gelisah, istirahatlah, untuk kembali
melangkah.
Ijazah
bukan jaminan apa-apa. Memang bisa bermanfaat, tapi tak selamanya kertas
selembar itu menjadi penentu nasib baik. Dunia berubah, tantangan bertambah,
dengkul makin goyah, ah sudahlah.
Belajar
teruslah biar tetap bergairah.
Sibuk
terus menerus itu over-rated. Kurang-kurangilah. Hidup perlu juga dinikmati.
Carilah
sahabat yang mau jadi bahu dan telingamu. Engkaupun sanggup jadi bahu dan telinganya,
tiap ia membutuhkan. Kalau pas manisnya saja, haaa tenggelamkan!
Kita
kerap mendikte Sang Maha Pasti dengan doa-doa ajaib. Meminta yang tak kita
butuhkan, mengharap lebih dari yang diperlukan. Padahal kita tahu, ia adalah
penulis skenario terbaik. Yang selalu memberi pas takaran.
Saat
segala sesuatu terasa berat, meletihkan, bahkan hingga tahap memuakkan, itu
artinya kau sedang mendaki. Akan ada sesuatu yang indah menantimu di puncak
sana, kawan.
Jangan
sangka situasi enak, nyaman, dan tak ada hambatan berarti selalu baik. Karena
artinya kau sedang menurun. Bahkan busa terjerembab ke lembah tak bernama.
Ada
yang bilang kerja keras. Ada yang bilang kerja cerdas. Banyak yang lupa kerja
tangkas. Jangan lupa pula kerja ikhlas.
Memang
kita bebas untuk berpendapat dan bertindak apa pun. Selama itu tidak melanggar
kebebasan orang lain. Burung bebas terbang ke mana saja dengan sayapnya, tapi
ada batasan yang tak bisa ia tembus yaitu atmosfer.
Mimpimu
belum tinggi jika belum ditertawakan orang lain. Ya begitulah. Sederhana, mudah
dimaknai, entahlah kalau dalam pelaksanaan.
Lebih
baik jadi raja di kandang semut daripada jadi anak buah di kandang gajah.
Guru
terbaik adalah alam semesta, yang tak pernah mendikte dan memaksa kita untuk
menghafal apa pun.
Guru
terbaik adalah alam semesta, yang tak pernah memberi ponten merah saat kita
gagal. Ia justru menyiapkan halaman kosong berikutnya yang lebih baik untuk
kita.
Guru
terbaik adalah alam semesta, yang tiap waktu bisa kita kunjungi dan bertanya
apa pun, yang selalu mampu memberikan jawaban terbaik.
Tantangan
terberat adalah ketika kita bersedia untuk mendorong diri sendiri saat sudah
berada di satu titik terbaik menurut versi kita.
Semoga
kumpulan quotes di novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas dapat memberikan
semangat yang tinggi untuk kita semua. Aamiin.
Comments
Post a Comment